Di saat-saat seperti
ini, kurasakan duniaku tak lebih luas dari bentangan tanganku sendiri. Duniaku
tak lebih ramai dari kota mati sekalipun. Rasakan berada di tempatku berdiri,
maka kau hanya akan menemukan rasa sempit dan sepi. Adalah hal yang mungkin sama
dapat kau rasakan ketika tak ada satu orang pun yang kau temukan berdiri persis
di tempat yang sama denganmu. Tak ada seorang pun yang ingin memijak bumi yang
sama seperti yang kau pijak sekarang, bahkan orang-orang terdekatmu.
Ecoutez
mon couer, yang berbisik dan rapuh.
Allah (s.w.t.), aku
datang mengadu…
Segala yang
kulakukan, hanyalah sebentuk dari berbagai bentuk usaha yang mampu kulakukan
untuk tetap lurus berada di jalan-Mu. Biarkan orang-orang menatapku hina karena
satu prinsip yang mereka tak mungkin mengerti. Biarkan prinsip itu menjadi
satu-satunya bumi yang ingin kupijak. Inilah pilihanku yang amat naif dalam
anggapan mereka.
Allah (s.w.t.), aku
tau…
Diriku belum tentu
lebih dekat dari mereka yang saat ini ingin menyimpang . Mereka mungkin dapat
lakukan sesuatu yang lebih untuk dapat menjadi lebih dekat dengan-Mu setelah
ini. Namun biarkan aku melakukan sesuatu yang lain dari mereka. Aku hanya ingin
menggapai ridho-Mu dengan caraku sendiri.
Allah (s.w.t.), la
rayba 'alayya…
Aku percaya akan
janji-Mu. Tak dapat kutemukan alasan untuk menaruh ragu pada kuasa-Mu. Aku
merasa aman di jalan-Mu. Langkah kecil ini, kuyakin tak pernah Kau abaikan.
Bukankah telah Kau janjikan, tak akan ada balasan untuk kebaikan kecuali
kebaikan?
Allah (s.w.t.)…
Biarkan aku mempersembahkan sebaik-baik taqwa yang masih mampu kulakukan hari
ini. Sebelum waktu yang Kau tetapkan untukku, memaksaku berhenti dan mengakhiri
segala kesempatan yang memungkinkanku dapat tetap bertahan dan terus menanam
taqwa di ladang dunia ini.
Teguhkanlah
hati ini ya Rahiim, agar senantiasa berkiblat lurus menghadap cahaya-Mu.
Allah…
aku percaya, rencana-Mu pasti baik untukku.