Halaman
Selasa, 03 Desember 2019
Syukur
Diposting oleh Yu Matara di 17.46Selasa, 03 Maret 2015
Renungan Malam
Diposting oleh Yu Matara di 04.26Bagimu yang selalu mengagungkan malam, merutuki pagi yang kau pikir datang terlalu cepat. Apa kilah pagi ketika ia dipersalahkan?
"Aku hanya berjalan di atas titah Tuhanku,"
Kemudian kau ingin kembali meringkuk di balik hangatnya selimut. Enggan menyambut fajar yang menyerukan azan. Betapa kecewanya Allah yang Maha Rahman. Ketika kau merasa semakin nyaman digelintir ikatan syetan. Qiyamullail kau lewatkan. Padahal kau jumpai banyak kesempatan. Adakah kau hanya menyapa di balik rengkuhan hangat pulau kapas?
Sedikit sekali yang ingin menarik diri. Menghampiri air yang siap mengaliri. Mengusap wajah hingga luntur kantuk di mata. Menetes menjauh bersama sisa mimpi yang menutup realita.
Percayalah, mengurangi tidur malammu tak kan berimbas terhadap kurangnya kebahagiaanmu. Kau bisa menjadi lebih bahagia dengan menikmati nafas imanmu di malam hari. Dalam khidmat sujud nan menghamba diri. Melepas lelah karena berlari mengejar ambisi duniawi.
Maka bangun dan tersenyumlah. Karena tersadar dari pulasnya mimpi adalah satu kemenangan. Lain lagi jika kau mampu meringankan langkah menjemput wudhu, maka satu kemenangan lagi telah terwujud. Kemudian ketika kau memilih berdiri lalu menegakkan shalat, maka ucapan 'selamat' pantaslah bagimu. Inilah kemenangan sempurna atas tipu daya syetan yang melalui tiga ikatan buhulnya membuai mimpi manusia agar menjadi semakin indah. Membuat kelopak mata yang begitu ringan menjadi sangat berat untuk sekedar terangkat.
Pada akhirnya, sabda Rasulullah (s.a.w) ini mungkin akan lebih meyakinkanmu untuk melakukan perlawanan, menjemput kemenangan, meninggalkan syetan yang tersedu sembari mengais buhul yang telah susah payah disimpulnya kuat-kuat. Berlari dan tersaruk mengejarmu yang tiada lagi berat mengayun langkah.
Sabda Nabi s.a.w. yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. :
“Setan mengikatkan tiga ikatan di atas tengkuk kepala salah seorang dari
kalian ketika dia tidur. Dia kencangkan masing-masing ikatannya, seraya
berkata, “Malam ini begitu panjang, maka tidurlah!” Apabila orang itu
bangun, lalu berdzikir kepada Allah, maka lepaslah salah satu ikatan.
Apabila dia berwudhu, maka lepaslah satu ikatan. Apabila dia sholat,
maka lepaslah satu ikatan, sehingga dia pun menjadi giat dan baik
jiwanya. Apabila dia tidak melakukannya, maka dia akan menjadi malas dan
buruk jiwanya.”
Dengan demikian, mestinya kau tersadar. Bahwa bisikan syetan begitu indah apabila dituruti sang raga. Meringkuk kembali dalam balutan kain panjang. Tetapi tanpa sadar, berlaku demikian sama saja dengan memberi kemenangan tanpa perlawanan, kepada syetan sang musuh sepanjang masa.
Sabtu, 27 Desember 2014
Refleksikan Amarah melalui Doa
Diposting oleh Yu Matara di 20.57
Kamis, 11 Desember 2014
Doa Estafet (PART I)
Diposting oleh Yu Matara di 17.47
>>to be continued
Kamis, 27 November 2014
A Complicated Heart
Diposting oleh Yu Matara di 05.26November berhujan. Nikmat tuhan yang tiada terlupakan. Membuat debu semakin syahdu dalam ketundukan, menyerah untuk beterbangan. Ia malah beralih memperhatikan suara roda yang berselingan. Ya, seorang gadis sedang bersepeda menyusuri jalanan kota. Siapa yang tahu hatinya sedang terluka? Bukan. Gadis itu sedang berbahagia (seharusnya). Tetapi raut wajahnya tak tentu dan berubah-ubah. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Maka tanyakanlah pada hatinya. Segera sang hati akan menjawab dengan jeritan yang tak terkatakan...
Malam ini mengusaikan semua. Perjumpaan sesaat semoga cepat terlupakan. Aku merasakan interaksi kita sudah mulai tak biasa.
Aku tak masalah jika kau tak merasakan hal yang sama. Karena sungguh, aku memang tak pula menggantung harap yang demikian. Seperti ini, hanya caraku untuk waspada. Kau tahu mengapa? Karena aku takut setan akan semakin berkuasa. Karena aku takut, setan akan semakin marak berpesta. Maaf, teman. Ada kata yang mungkin kasar kau rasakan. Namun seperti itu, caraku untuk meruntuhkan panji setan. Jika sikap itu terus aku pertahankan. Setan tentu akan semakin berbahagia. Ingatlah bahwa pasti akan datang waktu di mana hal itu diperbolehkan.
Satu tetes. Dua, barangkali. Akh... tetesan yang keluar dari matanya sudah tak mampu dibedakan. Ia mulai menangis dalam hujan.
Rabu, 22 Oktober 2014
Halangi 'INGIN' Menemani Harimu
Diposting oleh Yu Matara di 05.22Malu kalau mengingat diri ini masih menginginkan ini dan itu, padahal
yang ada sudah cukup untuk sekedar memenuhi kebutuhan. Sejatinya insan
memang selalu ingin lebih, padahal ia tahu jika keinginan itu terus
dipelihara ia akan menjadi sakit sendiri. Karena keinginan manusia tidak
pernah sampai pada titik pemberhentian. Seperti bilangan real, yang
besarnya mencapai tak hingga. Selalu ada bilangan yang lebih besar dari
yang kita anggap paling besar. Selalu ada ingin yang lebih besar
meskipun kita sudah memiliki yang sekebutuhan saja. Bukan berarti sebuah
pelarangan jika kita menginginkan sesuatu yang lebih. Selama masih
mampu untuk memenuhinya, dan mengetahui timbangan manfaatnya lebih berat
dari mudharat, tidak ada yang salah.
"Aku sudah
dewasa, bisa mengendalikan diri untuk tidak tergoda dengan 'ingin' yang
melebihi kebutuhan, apalagi yang belum bisa kupenuhi sendiri," INGINNYA bisa ngomong seperti itu. Tapi setiap kali mendengar kawan-kawan berucap; 'Aku
bahagia karena punya gadget baru', 'Aku bahagia karena sekarang tinggal
di rumah mewah', 'Aku bahagia karena punya motor baru', 'Aku bahagia
karena...!@#!#$%' 'ingin' itu terkadang muncul lagi, hehe.
Malulah
jika hati kecil berbisik untuk bertanya, "Lantas kapan bahagianya
karena Allah?". Seperti tersudut sendiri. Ya Allah, aku sedang belajar.
Bekalilah aku dengan qonaah, merasa cukup untuk sekebutuhanku saja. :)
Aku
ingin selalu bahagia karena mensyukuri setiap pemberian-Mu. Bahagia
akan dapat kuperoleh di manapun dan dengan apapun yang kupunya, jika dan
hanya jika aku dalam keadaan selalu mengingat nikmat-Mu yang tak
berhingga. Aku sedang berusaha untuk itu.
Jika mendengar ungkapan seperti itu, jangan merasa minder karena tak punya seperti apa yang membuat mereka bahagia. Apa yang membuat mereka bahagia belum tentu menjadi tolok ukur kebahagiaan kita. Patrikan nama Allah selalu agar kita memiliki alasan untuk bahagia. Bahagiamu, bahagiaku, adalah bahagia karena Allah. Ingatlah bahwa kita selalu memiliki Dia yang selalu mengaliri setiap tarikan nafas kita dengan nikmat yang hanya butuh penghambaan sebagai balasan.
Maka dari itu mulai sekarang yuk belajar qonaah, dan halangi 'ingin' menemani harimu... :)
Ya Rabb, jaga setiap tingkah laku maupun lisanku agar tidak sampai menyinggung saudaraku yang lain.
Ya Rabb, aku akan memperbaiki ibadahku.
Minggu, 12 Oktober 2014
Rindu Ilahi
Diposting oleh Yu Matara di 03.13
Ingin ku berjumpa dengan-Mu
Apakah amal dan nista diri
Belenggu bertemu dengan-Mu
Adakah rindu dekat dengan-Mu
Penentram batin jiwaku
Rindu hati ku pada Mu Robbi
Ingin ku berjumpa dengan-Mu
Apakah amal dan nista diri
Belenggu bertemu dengan-Mu
Adakah rindu dekat dengan-Mu
Penentram batin jiwaku
Rindu, rindu, rindu pada Ilahi
Rindu hati ini pada-Mu Robbi
Tiadalah yang dapat menandingi
Segala puja kuasa-Mu Robbi
Ampunkan segala dosa dan nista
Yang tersembunyi atau yang nyata
Pada siapa lagi kami meminta
Selain Engkau yang kuasa
Ubahlah nista jadi mulia
Ubahlah dosa jadi maghfirah
Lindungi hamba dari segala
Berkata dusta dan nista
Rindu hatiku pada-Mu Robbi
Ingin ku berjumpa dengan-Mu
Apakah amal dan nista diri
Belenggu bertemu dengan-Mu
Adakah rindu dekat dengan-Mu
Penentram batin jiwaku
Rindu, rindu, rindu pada Ilahi
Rindu hati ini pada-Mu Robbi
Tiadalah yang dapat menandingi
Segala puja kuasa-Mu Robbi
Ampunkan sgala dosa dan nista
Yang tersembunyi atau yang nyata
Pada siapa lagi kami meminta
Selain Engkau yang kuasa
Rindu, rindu, rindu pada Ilahi
Rindu hati ini pada-Mu Robbi