Pernah melihat hadiah Tuhan yang disimpan untuk bumi? Hadiah itu
disembunyikan-Nya di balik rintik hujan nan menyejukkan. Ya, kau mengenalnya
dengan pelangi. Indah bukan? Pelangi berasal dari cahaya matahari yang terurai oleh
butiran-butiran air di atmosfer. Ketika pelangi masih dalam bentuk satu warna
dalam cahaya sang surya, kita belum mengenalnya sebagai sesuatu yang indah. Ia
masih berupa cahaya putih tanpa variasi. Tidak ada yang terlihat istimewa dari
cahayanya yang monoton, kecuali kita mengenalnya sebagai sumber energi terbesar
yang dimiliki bumi. Namun ketika cahayanya terurai menjadi spektrum-spektrum
cahaya berbagai warna, kita mengenalnya sebagai lukisan langit nan indah
bernama pelangi.
Satu pertanyaan lagi, kawan. Apa saja yang kau makan hari ini? Sesuatu
yang manis? Pedas? Asin? Atau gabungan dari semua rasa? Maka demikianlah
seharusnya. Bayangkan saja betapa bahayanya ketika lidah hanya dibiarkan
mengonsumsi makanan yang manis. Tubuh akan sangat berisiko terkena penyakit diabetes.
Lantas bagaimana jika kita hanya mengonsumsi makanan pedas sepanjang hari?
Tentu akan sangat membahayakan dinding lambung yang dapat berakibat timbulnya
penyakit maag. Ternyata dalam hal makanan pun kita tidak bisa mengonsumsi hanya
satu macam rasa saja.
Fenomena yang sama juga terjadi di dalam kehidupan di muka bumi. Dalam
skala yang lebih spesifik kita dapat melihat pada karakter yang dimiliki oleh
setiap manusia. Dalam hal ini kita mengetahui bahwa setiap manusia di dunia
hidup dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang pemaaf, pemarah, pendiam,
cerewet atau bahkan kombinasi dari beberapa karakter, baik yang menyenangkan
maupun yang menyakitkan. Di satu saat, kita mungkin masih bisa merasa nyaman
dengan karakter buruk seseorang. Namun ketika karakter buruk tersebut malah
berimbas sampai menyakiti hati kita, maka pertanyaannya; mampukah kita bertahan
tanpa amarah?
Sebagian dari kita mungkin ada yang masih mampu menahan amarah. Namun
belum tentu demikian bagi sebagian yang lain. Lantas apa yang mesti
dilakukan ketika seseorang sampai hati menyakiti kita dengan sifatnya yang
kurang terpuji?
Menenangkan hati adalah langkah pertama yang paling utama demi
menjaga hati dari percikan noda karena amarah. Kunci untuk dapat memperoleh
ketenangan hati tiada lain adalah dengan mengingat Allah melalui dzikir.
Seperti apa yang telah difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28
sebagai berikut :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenteram,”
Setelah berdzikir, perlakukan ia yang menyakitimu dengan
perlakuan yang baik tanpa sepengetahuannya. Perlakuan baik itu adalah dengan
mendoakannya. Mohonkan kepada Allah agar hatinya dapat terbuka untuk menyadari sifat
yang tanpa sadar telah menyakiti karibnya. Agar hatinya terbuka untuk paling
tidak meminta maaf atas khilaf diri yang lepas kendali, agar hatinya dapat
terbuka untuk mengubah sedikit demi sedikit perangai buruk yang dimilikinya.
Mengapa harus memilih doa sebagai perlakuan baik untuk
membalas ia yang telah menyakiti hati? Coba simaklah hadits di bawah ini :
“Tidak ada seorang muslim pun
yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya,
melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama,” (H.R.
Muslim)
Dari hadits di atas kita dapat mengetahui bahwasanya doa yang kita
panjatkan untuk saudara sesama muslim juga akan terpantul menjadi doa yang sama
yang diucapkan oleh malaikat untuk kita. Lihatlah, betapa beruntungnya bagi
orang yang mendoakan. Doa kebaikan yang diterima bukan dari manusia yang tak
pernah luput dari dosa, melainkan dari malaikat yang tidak ada sedikitpun
ingkar dalam setiap detail titah Tuhannya.
Demikianlah kenyataannya, selain menyelipkan harap dalam doa agar ia
yang telah lalai menjaga sikap buruknya dapat berubah menjadi lebih baik,
secara tidak langsung malaikatpun berdoa untuk perbaikan pribadi yang
mendoakan. Dengan begitu kita dapat menyadari bahwa yang membutuhkan doa
kebaikan itu bukan saja ia yang kita anggap telah banyak menyakiti. Tetapi juga
kita sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya kitapun sangat
membutuhkan doa yang serupa. Siapakah yang dapat menjamin bahwa yang mendoakan
pastilah seorang yang suci dari perangai buruk nan menyakiti? Tak seorangpun,
kawan.
"Maka refleksikanlah amarahmu melalui doa. Untaian kata bermakna
kebaikan untuk saudara muslim tercinta yang mungkin lupa. Apabila perangai
buruknya masih saja muncul dan membuat sakit di dada, maka keraskanlah doa
sekeras ia menorehkan luka."
0 kicauan:
Posting Komentar